Minggu, 01 Maret 2015

Mengapa Negara Thailand Tidak Pernah Dijajah

Meski mendapat tekanan terus dari bangsa Eropa, Thailand adalah satu-satunya bangsa di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Ada dua alasan mengapa Thailand tetap merdeka.
Pertama, Thailand memiliki sistem suksesi yang mantap pada abad ke-19. Kedua, Thailand mampu mengeksploitasi persaingan dan ketegangan antara Indocina Prancis dan Kerajaan Inggris. Hasilnya, Thailand menjadi Negara buffer antara berbagai negara di Asia Tenggara yang dijajah dua kekuatan, Inggris dan Prancis.
           Meski begitu, akibat berbagai kesepakatan menjelang akhir abad ke-19, lama-lama wilayah kekuasaan Thailand digerogoti juga. Sisi timur Mekong jatuh ke tangan Prancis, sedangkan Shan (sekarang Burma) dan Semenanjung Malaya jatuh ke tangan Inggris.
          Pada 1932, sebuah revolusi tak berdarah oleh kelompok militer dan para pejabat sipil yang dipimpin Khana Ratsadon menghasilkan transisi kekuasaan, yakni Raja Prajadhipok dipaksa mengabulkan keinginan rakyat Siam untuk membuat konstitusi, yang mengakhiri monarki absolut selama berabad-abad.
Pada Perang Dunia II, Thailand “membantu” Jepang melawan sekutu. Tapi seusai perang, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Seperti kebanyakan negara berkembang lainnya selama Perang Dingin, Thailand selalu dirongrong oleh ketidakstabilan politik yang ditandai kudeta demi kudeta oleh militer. Hal itu bahkan masih berlangsung hingga tahun-tahun terakhir.
Penyebab Thailand tidak pernah dijajah memiliki faktor internal dan eksternal:
  • Faktor InternalRaja thailand pada masa itu sifatnya terbuka terhadap dunia luar.Sudah adanya orang-orang yang berpendidikan di thailand pada masa itu terutama keluarga kerajaan.anak-anak raja,keluarga raja di kirimkan keluar negeri(ke Eropa)guna menuntut ilmu,bahkan mendatangkan guru dari eropa ke kerajaan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan.
  • Faktor Eksternal, Negara Thailand pada masa itu menjadi buffer state (perbatasan) wilayah para kolonialis Eropa, antara Inggris di utara dan selatan, Prancis di Indocina dan Belanda di Hindia Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar